Pulang dari perayaan 17an di Paroki saya keliling-keliling, saat itu menunjukan sekitar pukul 11:20 menit.. melintasi bundaran air mancur saya terpikir pergi ke MONPERA... Sebenarnya sudah terpikir lama untuk ke sana tapi tidak pernah jadi.. berhubung ada waktu senggang dan saya melintasi tempat tersebut. Sampai di pelataran MONPERA ternyata tutup, dan saya meneruskan perjalanan menuju BKB (Benteng Kuto Besak), dan mampir ke Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
Setelah parkir saya langsung memasuki pelataran museum dengan mengambil foto di depan tangga sebelum masuk ke museum. Setelahnya dengan menaiki tangga saya masuk ke dalam tepat dihadapan di depan pintu masuk terdapat sebuah foto Sultan Mahmud Badarudin II. dan tepan di sebelah kiri ada penjaga pintu masuk. Untuk masuk ke museum diharuskan membayar teket masuk Rp.2.000,- untuk dewasa dan Rp.1.000,- untuk anak-anak.
Katanya bangunan ini didirkan pada Tahun 1823 sebagai tempat tinggal residen belanda, dan menjadi museum SMB II pada tahun 2004. Didalam museum banyak terdapat benda-benda sejarah dan gambar dengan keterangan dalam dua bahasa (Bahasa Indonesia dan English).
Saya ceritakan sedikit yang ada didalam museum ya, kalau diceritakan lengkap nanti pada gk mau liat tuh museum.... Disebelah kanan pintu masuk dimulai dari Pengantar yang menceritakan tentang bagaimana Ki Gede Ing Suro yang migrasi dari Demak ke Palembang di karenakan adanya perebutan tahta di Kerajaan Demak, seterusnya ada silsilah raja palembang tetapi saya lupa siapa yach karena tidak membawa pena dan kertas. Berikutnya yang menarik ada replika kapal-kapal yang menceritakan tentang perang di Palembang pada tahun 1659 dimana pasukan Belanda menang atas kerajaan Palembang. seterusnya ada binatang yang diawetkan seperti kelelawar, kura-kura dan beberapa lainnya. Terus ada gambar peta dan lukisan Keraton Kuto Gawang, gambar makam Ki Gede Ingsuro dan Aryo Dilah, di bawah gambar terdapat keterangan.
Sekarang di sebelah kiri pintu masuk, ada pengantar kerajaan sriwijaya isinya panjang nanti baca aja sendiri yach, kemudian ada prasasti kedudukan bukit, talang tuwo dan telaga batu, ada juga arca beberapa peta daerah kekuasaan dan perdagangan Sriwijaya.
Setelah melihat sebelah kanan dan kiri saya masuk lebih dalam dengan mengikuti arah penunjuk panah bertulisan masuk dan diawali dengan gambar makam kawah tengkurep dan Abdul Rahman selanjutnya ada seperti gapura atau apa saya tidak bisa menjelaskan karena disana juga tidak ada keterangannya dan di sebelah nya ada lukisan Sultan Mahmud Badaruddin II lagi, ada patung dengan kain-kain songket, lukisan perang palembang 1821 di ujung ada lemari khas palembang.
Di baliknya ada kumpulan senjata tradisional banget seperti pedang, kris, tombak dsb tetapi ada 1 yang berbeda ada kotak bertuliskan tempat penyimpanan peluru meriam. di etalase yang lain ada replika meriam. Ada lukisan tentang pengasingan SMB II, kantor pos, kantor ledeng, jembatan kertapati dan banyak lagi. ada juga replika rumah palembang dan masjid agung jaman dahulu.
Alat Tenun Songket |
Memasuki pintu berikutnya di sudut ruangan terlihat meja dan kursi ada juga beberapa gambar, lemari dan tulisan panjang lebar, pintu lagi dan ada kumpulan duit jaman dahulu sampai sekarang, ada peralatan nelayan ada kapalnya juga, prabot dari kayu dan kuningan. Masuk ke pintu berikutnya lagi disini banyak kain songket, ada alat tenun songketnya juga, ada peralatan persiapan kelahiran, peralatan untuk acara lamaran dan pakaian penganting.
Masuk pintu berikutnya lagi, ada kursi yang biasa di pakai untuk pengantin dengan gaya palembang, pelaminan kalau tidak salah namanya dan di sebelahnya ada juga kamarnya. Masuk pintu berikutnya dan ini pintu terakhir banyak sekali pintu disini. Disini isinya gambar2 masakan khas palembang, ada piring gelas dan ada juga kayu bakar sepertinya ini wilayah dapur, tetapi di ujung sekali ada peralatan musik seperti sax, trumpet, oboe, dan beberapa lainnya ada keterangan baru tau saya ternyata ada juga kesenian palembang bernama jiduran saya pikir selama ini hanya irama batang hari 9, ada juga gambar kesenian lainnya seperti dulmuluk tari tanggai. Nah ada 1 tangga tetapi ditutup untuk turun kebawah. tidak tau ada apa ya di bawah sana.
Pelaminan |
Selesai deh perjalanan di dalam museum, banyak benda yang saya lihat tapi sedikit manusia yang datang. Di depan saya bertanya kepada penjaga yang menjelaskan memang keadaan di museum sepi, tidak banyak pengunjung yang datang dan ingin tahu sejarah, saya juga menyadari hal tersebut karena saya lahir di palembang dan dulu rumah saya tidak jauh dari museum ini tetapi baru ini pertama kali saya mengijakan kaki ke museum di Palembang. Ya mungkin juga kurang promosi dari pemerintah daerah, BTW kalau saya seorang guru akan saya suruh murid-murid buat PR di tentang museum..... lagian cuma Rp. 2.000,- saja untuk masuk ke museum... Ok berikutnya saya mau ke MONPERA tunggu aja laporannya...
Gallery Foto klik aja
No comments:
Post a Comment